Selasa, 02 Juni 2015

Agrobisnis



I. PENDAHULUAN
1.1. latar belakang
Agribisnis merupakan suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubunganya dengan perikanan  dalam arti luas. Perikanan  dalam arti luas adalah kegiatan usaha yang menunjang  kegiatan perikanan  dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan perikanan (M.Firdaus, 2007).
Dilain pihak, para ahli ilmu manajemen berpendapat bahwa manajemen agribisnin merupakan bagian dari ilmu manajemen. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa manajemen agribisnis pada dasarnya melaksanakan atau menggunakan fungsi-fungsi manajemen (Bungaran, 1998).
Dalam perusahaan agribisnis dikenal dengan manajemen pemasaran yaitu memdukan kegiatan dan sumberdaya bisnis secara logis guna memenuhi kebutuhan pelanggan dan menghasilkan laba.Biasanya hal tersebut diusahakan melalui marketing mix (bauran pemasaran), dalam pemasaran ada lima keputusan yaitu keputusan pasar yang menyeluruh, keputusan produk, keputusan harga, keputusan promosi, dan keputusan tempat.
Penetapan harga dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya penetapan harga berdasarkan biaya, penetapan harga penetrasi, penjenjangan pasar, daya serap pasar, potongan harga(diskon), penetapan harga bergengsi, penetapan harga bersaing dll (Anonim, 2012).
 Selain itu Agribisnis juga asebuah ilmu terapan yang telah lama muncul di dunia, agribisnis dalam sebuah pendidikan yaitu sebuah ilmu yang bergerak dalam pertanian yang memacu pada bisnis. Agribisnis sebagai sektor andalan bagi indonesia sangat diharapkan dapat membawa indonesia untuk siap memasuki kepasar bebas. Hal ini didukung oleh kondisi alam indonesia yang cukup mendukung dikembangkannya agribisnis. Dan potensi agribisnis masa depan masih terbuka luas karena komoditas agribisnis disamping  untuk konsumsi dalam negeri. Dan sebuah program studi agribisnis di universitas bangka belitung berdiri sekitar tahun 2007 yang sebelumnya fakultas ini bernama STIPER (sekolah tinggi ilmu pertanian). Pada ilmu agribisnis di universitas bangka belitung terbentuk supaya dapat menerapkan sistem dan ilmu pertanian kepada masyarakat, selain itu dapat memecahkan berbagai aspek-aspek permasalahan pertanian. Salah satu faktor terbentuknya program studi agribisnis universitas bangka belitung ini yaitu adanya sebuah manajemen yang baik untuk memanage atau mengatur studi keilmuan agribisnis. Terbentuk jurusan agribisnis adanya sistem manajemen yang baik, dimana ada pengorganisasian yang bagus dan sesuai dengan keahlian yang dimiliki. Dan didukung oleh keanggotaan yang cukup dan ahli dibidang pertanian, disisi perancanaan sebuah manajem di agribisnis sudah sangat baik untuk meluluskan mahasiswa yang unggul untuk bersaing didunia bebas.
            Perusahaan PT.ANDIKA yang didirikan pada tahun 2005 di Pelabuhan  SAMUDERA PERIKANAN daerah Lapulu kec. Abeli masih mengontrak ,dan perusahaan ini didirikan oleh pak Andika. yang merupakan peruasahaan penampung ikan yang telah beroperasi sekitar 9 tahun.
            Perusahaan ini juga termasuk perusahaan yang bisa di katakana prsahaan menegaah karena sebagai tempat penampungan  hasil perikanan yang sudah siap untuk di ekspor dan di  pasarkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu diadakan praktek lapang agribisnis untuk mengetahui sistem agribisnis dalam perusahan perikanan khususnya PT. Andika.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari lapoaran ini yaitu untuk Mengetahui bagaimana fungsi manajemen agribisnis dalam suatu usaha produksi dan dapat Melatih mahasiswa untuk mengembangkan pemikirannya terhadap manajemen agribisnis.
Kegunaan dari praktek lapang agrobisnis perikanan adalah Untuk mengetahui ruang lingkup perusahaan dan bagaimana pemilik perusahaan menjalankan usahanya untuk mendapatkan profit, dari manajemen Sumber Daya Manusia, manajemen pemasaran, manajemen keuangan, manajaemen produksi sampai ke pemasaran nya.






II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1.  Sub Sistem Sarana dan Prasarana Produksi
      Produksi dalam pengertian sederhana adalah keseluruhan proses dan operasi yang  dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Sistem produksi merupakan kumpulan dari sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut sampingannya seperti limbah, informasi, dan ebagainya (Rosnani Ginting, 2007).
            Sub sistem–sub sistem dari sistem  produksi tersebut antara lain adalah Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Pengendalian Kualitas, Penentuan Standar-standar Operasi, Penentuan Fasilitas Produksi, Perawatan Fasilitas Produksi, dan Penentuan Harga Pokok Produksi.
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, operasi dan pemeliharaan, perusahaan harus memiliki organ pelaksana. Sistem produksi pada suatu perusahaan manufakturing harus memiliki bagian-bagian atau organ terhadap keinginan dan harapan para pelanggan berdasarkan temuan-temuan dari kegiatan pemasaran termasuk permintaan langsung dari para pelanggan terhadap produk-produk tertentu. Data dan informasi tentang keinginan pelanggan kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk rancangan produk atau jasa untuk mengetahui  komponen dan sub-assembly apa yang dibutuhkan termasuk ukuran, spesifikasi, jenis bahan, jumlah masing-masing item yang dibutuhkan untuk  setiap unit produkyang diinginkan. (Sukaria Sinulingga 2009)
Oleh karena itu pelaksanaan agribisnis memerlukan koordinasi dari berbagai pendekatan pembangunan pertanian. Profesor Mosher dengan pendekatan lima prinsip utama, Soekartawi dengan RTIC-endowment, Schultz dengan konsep traditional agrivulture dan sebagainya.
2.2. Sub System Proses Produksi atau Usaha Perikanan
      Produksi dalam pengertian sederhana adalah keseluruhan proses dan operasi yang  dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Sistem produksi merupakan kumpulan dari sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja,  modal dan informasi. Sedangkan output produksi merupakan produk yang dihasilkan berikut sampingannya seperti limbah, informasi, dan ebagainya (Rosnani Ginting ,2007).
            Sub sistem–sub sistem dari system produksi tersebut antara lain adalah perencanaan dan pengendalian produksi, pengendalian kualitas, penentuan standar-standar operasi, penentuan fasilitas produksi, perawatan fasilitas produksi, dan penentuan harga pokokp roduksi.
Untuk melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, operasi dan pemeliharaan, perusahaan manufaktur harus memiliki organ pelaksana. Sistem produksi pada suatu perusahaan manufakturing harus memiliki bagian-bagian atau organ terhadap keinginan dan harapan para pelanggan berdasarkan temuan-temuan dari kegiatan pemasaran termasuk permintaan langsung dari para pelanggan terhadap produk-produk tertentu. Data dan informasi tentang keinginan pelanggan kemudian diterjemahkan ke dalam bentuk rancangan produk atau jasa untuk mengetahui  part, komponen dan sub-assembly apa yang dibutuhkan termasuk ukuran, spesifikasi, jenis bahan, jumlah masing-masing item yang dibutuhkan  setiap unit produk yang diinginkan (Sinulingga, 2009).
Umumnya kelemahan dari pelaksanaan sistem agribisnis ini terletak pada lemahnya keterkaitan sub-sistem tersebut dan  yang terjadi di lapangan adalah bahwa sub-sistem tersebut bekerja sendiri-sendiri.
2.3.  Sub System Pasca Panen /Pengolahan Hasil
Para pengamat masih melihat adanya prospek yang tetap cerah pada ekspor hasil pertanian dan hasil olahannya pada masa mendatang. Namun bukan berarti hal tersebut tidak dijumpai tantangan. Akan diberlakukannya GATT dan semakin majunya perkembangan ekspor hasil pertanian dan hasil olahan negara lain, juga akan menjadikan persaingan pasar produk pertanian menjadi semakin meningkat. Oleh karena itu perlu ada upaya untuk meningkatkan daya saing produk pertanian antara lain melalui peningkatan kualitas, penyediaan bahan baku industri pertanian dalam jumlah cukup dan kontinu, penggunaan teknologi yang semakin modern dan terus mencari peluang pasar (Sinulingga, 2009).
Terkait dengan kegiatan pascapanen upaya diarahkan terutama dalam upaya peningkatan nilai tambah melalui penerapan teknologi yang tepat untuk mengurangi susut pascapanen, peningkatan mutu, dan peningkatan efisiensi pengolahan. Hal ini akan berdampak pada peningkatan produksi dan harga jual yang berimplikasi pada peningkatan kehidupan sosial dan ekonomi petani dan masyarakat umumnya. Disini juga diperlukan kebijakan pemerintah agar nilai tambah dalam pascapanen ini dapat dinikmati oleh petani. Hasil samping penggilingan padi selama ini belum mendapatkan perhatian yang memadai, padahal pemanfaatan hasil samping pengolahan padi dan beras dapat memberikan keuntungan ekonomis dan ekologis. Menir dapat diolah menjadi tepung beras sedangkan dedak dapat diolah menjadi minyak dedak. Sekam dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi panas, bahan campuran di industri batu bata, pakan ternak atau biogas (Purwadaria, 2004).
2.4. Sub Sistem Pemasaran
Sistem pemasaran jika didefinisikan dalam arti luas adalah kegiatan perseorangan dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat bubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui penciptaan pendistribusian promosi dan penentuan harga barang,jasa dan gagasan. Sistem informasi pemasaran selalu digunakan oleh bagian pemasaran dalam sebuah perusahaan untuk memasarkan produk-produk perusahaan tersebut.
Sistem informasi ini merupakan gabungan dari keputusan yang berkaitan dengan 4P yaitu :
   -  Produk (product) : produk apa yang dibeli pelanggan untuk memuaskan        kebutuhannya.
               -  Promosi (Promotion) : Meningkatkan atau mendorong penjualan.
  -  Tempat (Place) : Cara mendistribusikan produk secara fisik kepada         pelanggan melalui saluran      distribusi.
               -  Harga (Price) : Terdiri dari semua element yang berhubungan dengan             apa  yang dibayar oleh pelanggan.
            Selain itu Subsistem pemasaran merupakan sistem yang berhubungan dengan pengumpulan, pencatatan dan analisis data pelanggan dan calon pelanggan. Manajer pemasaran dapat menggunakan penelitian pemasaran untuk mengumpulkan segala jenis informasi tetapi sebagian besar kegiatan ditujukan pada pelanggan dan calon pelanggan.

2.5. Sub System Layanan Pendukung/Konsumen
Agar pelaksanaan sistem agribisnis berjalan lancar dan agar keterkaitan antarsub-sistem bertambah kuat maka diperlukan dukungan sumberdaya alam (SDA) dan sumber daya manusia (SDM). Penekanan pada SDA terletak pada bagaimana menerapkan sistem agribisnis yang memperhatikan aspek keberlanjutan (sustainibility). Penekanan pada SDM terletak pada bagaimana meningkatkan kualitas SDM di berbagai sektor kegiatan sistem agribisnis.
Sistem Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam proses pengambilan keputusan melalui alternatif – alternatif yang diperoleh dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model.
Sistem Pendukung Keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain :
-       Mendukung proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management     by perception
-       Adanya interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses pengambilan keputusan
-       Mendukung pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi terstruktur  dan tak struktur
-       Memiliki kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan
-       Memiliki subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat berfungsi sebagai kesatuan item
-       Membutuhkan struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh tingkatan manajemen.

2.6.  Analisis dan Diagnosa Sumberdaya Perikanan
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Bagi pengembangan strategi, analisis ini di butuhkan tidak hanya terbatas pada rincian analisis kesempatan dan ancaman saja tetapi juga untuk menentukan dari mana dan untuk apa hasil analisis itu di pergunakan. Oleh karena itu manajer puncak membutuhkan diagnosis lebih lanjut atas hasil analisis lingkungan eksternal. Istilah lingkungan bisnis memiliki yang luas karena menunjukkan seluruh pengaruh eksternal terhadap organisasi (Kuncoro, 2006).
Lingkungan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan sifatnya tidak dapat diprediksi dengan tetap dan cepat sekali mengalami perubahan. Ada banyak faktor eksternal yang mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu perusahaan dan pada akhirnya struktur organisasi serta proses internalnya. Menurut Jauch dan Gluech (1999), analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan perencana dalam menentukan peluang ancaman terhadap perusahaan. Kemajuan teknologi yang pesat tidak hanya mencakup penemuan penemuan baru, tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau metode
Diagnosa  bertujuan melakukan analisis yang mantap tentang berbagai data yang dimiliki yang bertalian dengan struktur, proses interaksi antar komponen dalam organisasi (misalnya unit kerja eselon II), prosedur kerja, keterkaitan dan interdependensi berbagai unsur organisasi. Diagnosis suatu permasalahan menuntut pendekatan yang sistematik dan meliputi seluruh proses yang terjadi dalam pengelolaan organisasi. Untuk melakukan hal tesebut , perlu tersedianya informasi yang mutakhir, lengkap dan dapat dipercayai mengenai situasi yang dihadapi dan menjamin bahwa informasi tersebut ditata dengan rapi berdasarkan suatu pola tertentu. Secara garis besar diagnosa permasalahan internal meliputi dua hal: 1. diagnosa dengan mengidentifikasi menganalisis berbagai sub-elemen yang terdapat dalam organisasi, jenis-jenis produk atau jasa yang dihasilkan atau dapat pula menyoroti hubungan yang terjadi antara berbagai “sub-sistem” dalam organisasi., 2. Bidang diagnosa yang didasarkan atas berbagai proses seperti jaringan komunikasi, pengambilan keputusan oleh kelompok, pemecahan masalah, gaya kepemimpinan, pola kewnangan, cara penentuan tujuan, proses perencanaan, manajemen konflik yang terjadi dan termasuk penyelesaiannya dan bentuk persaingan yang didorong dalam rangka peningkatan produktivitas dan efektivitas kerja. Dalam kaitan inilah pimpinan organisasi perlu membentuk kelompok kerja untuk mengatasi berbagai permasalahan yang selalu berpikir dalam konteks sebab akibat. Makna dalam diagnosa yang dilakukannya selalu berupaya untuk mengidentifikasikan berbagai implikasi dari perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu faktor terhadap faktor-faktor lainnya. Misalnya, unit organisasi menyadari adanya bukti-bukti terdapatnya masalah dalam mengelola suatu organisasi, seperti banyaknya keluhan dari penerima jasa pelayanan, banyak karyawan yang tidak masuk kerja, karena berbagai alasan, kurang disiplin kerja, produktivitas kerja menurun kesemuanya hanya merupakan gejala-gejala adanya masalah



III. METODE PRAKTEK
3.1. Waktu dan tempat
praktek ini dilaksanakan pada Hari Sabtu, 17 Mei  2014,pukul 08.00-12.00 WITA. Di PT. ANDIKA.di Kelurahan Lapulu, Kecamatan Abeli, Kota Kendari.
3.2. Prosedur Praktek
Prosedur  praktek yang di lakukan pada saat itu yaitu dengan melakukan wawancara untuk memperoleh data yang akurat dari pihak pekerja maupun pihak perusahaan mulai dari perolehan hasil perikanan sampai dengan pemasaran hasil produksi perusahaan ini.
3.3. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktek lapang ini yakni:
1. Buku
2. Pulpen
3. kuisioner
4.Buku Gamabar








IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Keadaan Umum Perusahaan/Lokasi
4.1.1. Sejarah Perusahaan
            Perusahaan PT.ANDIKA yang didirikan pada tahun 2005 di Perikanan Samudra daerah Lapulu masih mengontrak ,dan perusahaan ini didirikan oleh pak Andika. yang merupakan perusahaan penampung ikan yang telah beroperasi sekitar 9 tahun.
            Perusahaan ini juga termasuk perusahaan yang bisa di katakan perusahaan menengah karena sebagai tempat penampungan  hasil perikanan yang sudah siap untuk di ekspor dan di  pasarkan.
4.1.2. Struktur Organisasi
DIREKTUR
 
struktur organiasai PT. ANDIKA yaitu:


 








4.1.3.  Proses Recruitmen Tenaga Karja
            Proses recruitmen tenaga karja dalam perusahan ini tidak terlalu susah untuk mencari kerja cukup dengan memasang pengumuman atau Baliho dan Koran-koran.
             Perusahaan PT. ANDIKA memiliki 5 orang pegawai tetap dan 20 orang pegawai harian,selain itu PT. ANDIKA juga memiliki 10 orang pegawai tambahan,jadi semua jumlah pegawai adalah 35 orang. Dimana dari 35 orang pegawai tersebut masing-masing memiliki bagian pekerjaan yang dimana sudah di jelaskan di struktur organisasi
           Keadaan umum perusahaan PT.ANDIKA  yaitu dimana sejarah belum diketahui karena dalam perusahaan PT.ANDIKA itu tidak menetap namun pendiriannya dibangun sejak 2005 dalam sturuktur organisasi perusahaan PT. ANDIKA dipimpin oleh seorang pimpin yang bernama bapak andika, bendaharanya dalam administrasi diatur oleh nur, kemudian memiliki staf 1,dan staf 2,kemudian memiliki pegawai tetap dan pegawai harian sehingga dalam prosedur recruitmen tenaga kerjannya dimana pegawai harian terdiri dari 20 orang, pegawai tambahan 10 orang, pegawai tetap 5 orang, didalam pembagian kerja dalam pembongkaran bahan baku terdiri 4 orang, dalam ruangan abf terdiri 4 orang, 4 orang di ruangan kastoring (penyimpanan), pembungkusan gurita dalam plastik 4 orang, penimbang 2 orang, pencatat hasil timbangan 1 orang, pencucian  4 orang, pembersih 4 orang, diplastik 4 orang, menyusun 2 orang, dan masukkan dalam karton 2 orang.



4.2. sarana dan prasarana produksi          
No.  jenis prasarana                                                   Jumlah (unit)
1.     Box gabus                                                               10
2.     keranjang                                                                 30
3.     meja sortiran                                                             4
4.     Meja peking proses                                                  5
5.     Timbangan 2digital,1biasa                                       3
6.     Toli                                                                            3
7.     Pan                                                                          100
8.     fiber (Tempat penampungan)                                   3
9.     ABF (Tempat  pembekuan)                                      2   Ruangan
10.   Kastor (Tempat penyimpanan)                                 1   Ruangan

            Sarana dan prasarana di atas memimiliki fungsi masing-masing,yaitu :
-       Box gabus  berfungsi sebagai tempat penampungan  ikan atau wadah penyimpanan ikan yang telah dihitung beratnya dan dan selanjutnya di masukan keruang isolasi.
-       Keranjang berfungsi sebagai tempat wadah penyimpanan sementara  komoditas dalam hal ini Gurita, dan ikan yang memudahkan pengelola untuk menghitung komoditas sebelum komoditas tersebut di kemas atau di bekukan dalam ruangan.
-       Meja sortiram berfungsi untuk tempat pemisahan ikan menurut  ukuran dan jenisnya
-       Timbangan di gunakan untuk menimbang berat bobot komoditas yang akan di kirim karena perusahaan menggunakan perhitungan berat dalam mengirim komoditas tersebut.
-       Fiber yaitu berfungsi sebagai tempat penampungan  gurita dan ikan yang akan siap di kirim
-       ABF befungsi sebagai tempat untuk pembekuan ikan
-       Kastor befungsi t untuk tempat penyimpanan ikan
4.3. Produksi dan Pengolahan
            Jenis-jenis bahan baku yang digunakan yaitu: gurita,ikan,dan cumi-cumi.Bahan baku tersebut merupakan jenis-jenis hasil tangkapan yang paling banyak diminati oleh konsumen dan sumber-sumber bahan baku yang digunakan berasal dari,wakatobi,Bau-bau,Raha dan Buton jumlah produk yang di pasarkan tidak menentu setiap harinya karena perusahaan PT.ANDIKA kadang menjual ikan 2 kali dalam perminngunya dan jika hasil tangkapan banyak maka mereka dapat menjual hingga 17 ton setiap 1 kali penjualan.
            proses pembelian ikan yaitu sebagai berikut: penagkap lalu ketransportasi laut,setelah itu ikan di naikkan keatas transportasi darat(mobil),setelah melewati beberapa tahap,selanjutnya adalah mobil yang tadi memuat ikan akan di bawa ke PT. ANDIKA  Pelabuhan  Perikanan Samudra Kendari.
            Proses produksi pengolahan dan pengemasan ikan yang sudah siap di olah adalah sebagai berikut:
            -   Ikan terlebih dulu di bersihkan
            -   Sortir
            -   Dipilih menurut bobot dan ukurannhya
            -   Disusun didalam plastic
            -   Dimasukkan kedalam ABF (pembekuan)
            -   Dimasukkan kedalam box penyimpanan lalu di pasarkan
            proses pengemasan dalam perusahaan ini yaitu pengemasannya tidak mengambil  waktu yang cukup lama yaitu hanya dikemas dalam plastic kemudian di masukkan kedalam dos (kartun).
            Perusahaan PT.ANDIKA dalam memproduksi bahan baku memiliki sarana dan prasarana produksi untuk jenis dan jumlah unit dalam perusahan tersebur  yaitu : box gabus 10 buah, kerangjang jumlah unitnya 30 buah, meja fortirav 4 buah, meja paking proses 5 buah, timbangan 2 digital dan 1 biasa, troli 3 buah, pan 100 buah, tempat fiber ikan gurita dan cumi-cumi 3 buah, abf tempat pembekuan memiliki 2 ruangan , dan tempat kosfornya (tempat penyimpanan untuk hasil produksinya adalah butuh 1 ruangan.
              Perusahaan PT.ANDIKA memiliki produksi dan pengolahannya sehingga jenis-jenis bahan  baku yang digunakan perusahaan tersebut adalah gurita,ikan layang dan ikan delo, terakhir adalah cumi-cumi bahan baku yang diperlukan oleh perusahaan tersebut dari pulau-pulan yang bernama ibu nur sehingga proses oembelian bahan baku mulai dari  penangkapan, transportasi laut untuk bahan baku, kemudian transportasi darat diambil oleh mobil pick up ke perusahaan pt. Andika. Dalam tahap proses produksi dan pengolahan yaitu dibersihkan, sortir, dicuci, ukur bahan bakunya (bobot) , disusun, di isi dalam plastik,abf (pembekuan), setelah itu dipandin dalam dos (karton) proses terakhir adala penyimpanan didalam ruangan tertutup dengan suhu tertentu.
4.4. Proses Pemasaran

            Perusahaan PT.ANDIKA ini memproses tidak mengabil waktu yang lama dalam perusahaan ini proses pengemasannya tidak memakan waktu yang cukup lama hanya dikemas dalam plastic kemudian di masukkan kedalam dos (kartun)
            Jumlah produk yang di pasarkan tidak menentu setiap harinya karena perusahaan PT. ANDIKA masih bergantung pada kondisi cuaca  dan menjual seminggu 2 kali jika hasil tangkapan banyak maka mereka dapat menjual hingga 34 ton perminggunya
            Perusahaan PT.ANDIKA dalam proses pemasaran di pelabuhan perikanan samudera Kendari untuk proses gurita suhu yang diperlukan 35c kemudian proses pengemasan yaitu dibersihkan, disortir,ukurannya, ditimbang, dicuci, di bungkus, disusun dipanding kemudian dimasukkan keruangan abf1 dan abf2 ke peaking,  dimasukkan  kedos, proses terakhirnya adalah dimasukkan keruangan penyimpanan setelah di masukkan bahan bakunya dalam karton, kemudian untuk ikan suhu yang diperlukan dalam pinyimpanan adalah -20c prosesnya adalah dibersihkan, sortir, disusun, kemudian dimasukkan dalam abf (pembekuan) , dipeaking, plastik , dimasukkan dalam karton lalu proses terakhirya adalah dimasukkan dalam costoring (penyimpanan). Untuk harganya setelah diproduksi adalah untuk gurita harganya dalam 1 kg = 30.000 dimana dalam 1 karton untuk gurita adalah 5 kg sedangkan untuk ikan layang dalam 1 kg harganya adalah 10.000 dan ikan delo adalah harganya 7.000 sehingga proses pengangkutan ke luar daerah yaitu untuk gurita memakai kontener kemudian dipasarkan ke Jawa , Eropa, dan Amerika, sedangkan untuk ika prose pengangkutannya melalui kontener kecil dan kontener besar kemudian di pasarkan ke jawa, Surabaya dan Jakarta
Gurita dalm satu dos isinya 5 kg dan harganya 1 kg=30.000,00 Ikan dalam satu karton (dos) isinya 10 kg dalam dimana ikannya itu ikan layang harga 1 kg = Rp.10.000 dan ikan delo harganya = Rp. 7.000,00 dan ikan kecil itu 16 ton dan besar 28 .Proses pengangkutan gurita yaitu melalui kontener  besar ke tujuannnya dan ikan 1 bulan 2x menggunakan kontener kecil/besar ke tujuannya. Produk tersebut  Di pasarkan ke  Amerika,Eropa, jawa,Surabaya dan Jakarta. selain itu Produk akhirnya di kirim ke daerah-daerah di sekitar Sulawesi tenggara dan dengan menggunkan alat transportasi seperti mobil dan menggunakan jalur laut (kapal).
4.5 Layanan pendukung
              Perusahaan PT.ANDIKA mempunyai konsumen lokal dan konsumen internasional karena hampir semua produk mereka ekspor.semua peraturan yang berlaku di perusahaan merupakan kebijakan dan peraturan yang ditetapkann pemerintah pengetahuan yang diberikan kepada pegawai adalah dengan melalui karantina dari dinas perikanan dan pembinaan secara langsung terhadap nelayan.financial yang ada pada perusahaan ini berasal dari perusahaan induk yang ada di gresik.
4.6. Analisis dan diagnose sumber daya perusahaan
Berdasarkan hasil wawancara yang di lakukan maka di peroleh analisiss data tentang perusahaan PT. ANDIKA  KENDARI  yaitu sebagai berikut:
1.Kekuatan
Kekuatanya yaitu upah yang diperoleh pegawai sudah maksimal dengan folume kerja pegawai, terpenuhinya fasilitas produksi yang dibutuhkan dan adanya dukungan baik dari pemerintah pusat, badan statistic, maupun dari dinas perikanan.
2.Kelemahan
Kelemahan dari perusahaan tersebut yaitu SDM (sumber daya manusia) masih tergolong rendah,dan  perusahaan yang menyiapkan fasilitas, adanya persaingan dengan perusahaan lain dan masih kurangnya fasilitas teknologi dan informatika.

3.Peluang
Peluang dari perusahaan tersebut yaitu banyaknya potensi bahan baku      perikanan dan adanya peluang untuk mendirikan perusahaan sendiri.
4.Ancaman
Ancaman perusahaan tersebut yaitu berkurangnya sumber daya perikanan, gangguan cuaca dan tercemarnya lingkungan disekitar perusahaan.
5. Strategi
Untuk memperkenalkan hasil produksi ke dunia mereka melakukan system pameran dengan tujuan untuk mempublikasikan hasil produksi perusahaan dengan target ingin mendirikan perusahaan sendiri mulai dari pengolahan sampai pemasaran.







V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1. Simpulan
            Dari prektek lapang ini dapat di simpulkan bahwa, fungsi manejemen Agribisnis  dalam suatu usaha produksi itu sangat
5.2. Saran       
            Saran yang dapat di berikan pada praktek ini adalah sebaiknya dalam mata kuliah agrobisnis praktek seperti ini sering di lakukan ,sehingga kita tidak hanya mengetahui teori saja, melainkan bisa secara lansung melihat proses keadaan  produksi dan manajemen suatu perusahaan.






DAFTAR PUSTAKA
Downey dan Ericson,1988. Manajemen Agribisnis. Penerbit Erlangga Surabaya.
Ericson,1992. Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel.
Riniwati, 2009.Strategi Pemasaran Produk Perikanan Dan Kelautan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.

Hanafiah dan Rosnani,2007.Tata Niaga Hasil Perikanan. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta.

Sukaria Sinulingga,2009. Principle of Marketing..Ninth Edition.Prenticehall Inc. Homewoood, New Jersey.US

Purwadaria, 2004. Pemasaran Ritel. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Riniawati, 2005. Teori Ekonomi MIkro. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang.

Sutajo,Siswanto, 1981. Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran. LPPM.
Simamora, 2003. Memenangkan pasar Dengan Pemasaran Efektif dan Profittabel. Penerbit PT Gramedia Pustaka utama.Jakarta.

Winardi, 1981 Manajemen Pemasaran, Sinar baru, Bandung,