I. PENDAHULUAN
1.1. latar belakang
Agribisnis
merupakan suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau
keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada
hubunganya dengan perikanan dalam arti
luas. Perikanan dalam arti luas adalah
kegiatan usaha yang menunjang kegiatan
perikanan dan kegiatan usaha yang
ditunjang oleh kegiatan perikanan (M.Firdaus, 2007).
Dilain
pihak, para ahli ilmu manajemen berpendapat bahwa manajemen agribisnin
merupakan bagian dari ilmu manajemen. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa
manajemen agribisnis pada dasarnya melaksanakan atau menggunakan fungsi-fungsi
manajemen (Bungaran, 1998).
Dalam
perusahaan agribisnis dikenal dengan manajemen pemasaran yaitu memdukan
kegiatan dan sumberdaya bisnis secara logis guna memenuhi kebutuhan pelanggan
dan menghasilkan laba.Biasanya hal tersebut diusahakan melalui marketing mix (bauran pemasaran), dalam
pemasaran ada lima keputusan yaitu keputusan pasar yang menyeluruh, keputusan
produk, keputusan harga, keputusan promosi, dan keputusan tempat.
Penetapan
harga dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya penetapan harga
berdasarkan biaya, penetapan harga penetrasi, penjenjangan pasar, daya serap
pasar, potongan harga(diskon), penetapan harga bergengsi, penetapan harga
bersaing dll (Anonim, 2012).
Selain itu Agribisnis juga asebuah ilmu
terapan yang telah lama muncul di dunia, agribisnis dalam sebuah pendidikan
yaitu sebuah ilmu yang bergerak dalam pertanian yang memacu pada bisnis.
Agribisnis sebagai sektor andalan bagi indonesia sangat diharapkan dapat membawa
indonesia untuk siap memasuki kepasar bebas. Hal ini didukung oleh kondisi alam
indonesia yang cukup mendukung dikembangkannya agribisnis. Dan potensi
agribisnis masa depan masih terbuka luas karena komoditas agribisnis disamping untuk konsumsi dalam negeri. Dan sebuah
program studi agribisnis di universitas bangka belitung berdiri sekitar tahun
2007 yang sebelumnya fakultas ini bernama STIPER (sekolah tinggi ilmu
pertanian). Pada ilmu agribisnis di universitas bangka belitung terbentuk
supaya dapat menerapkan sistem dan ilmu pertanian kepada masyarakat, selain itu
dapat memecahkan berbagai aspek-aspek permasalahan pertanian. Salah satu faktor
terbentuknya program studi agribisnis universitas bangka belitung ini yaitu
adanya sebuah manajemen yang baik untuk memanage atau mengatur studi keilmuan
agribisnis. Terbentuk jurusan agribisnis adanya sistem manajemen yang baik,
dimana ada pengorganisasian yang bagus dan sesuai dengan keahlian yang
dimiliki. Dan didukung oleh keanggotaan yang cukup dan ahli dibidang pertanian,
disisi perancanaan sebuah manajem di agribisnis sudah sangat baik untuk
meluluskan mahasiswa yang unggul untuk bersaing didunia bebas.
Perusahaan PT.ANDIKA yang didirikan
pada tahun 2005 di Pelabuhan SAMUDERA
PERIKANAN daerah Lapulu kec. Abeli masih mengontrak ,dan perusahaan ini
didirikan oleh pak Andika. yang merupakan peruasahaan penampung ikan yang telah
beroperasi sekitar 9 tahun.
Perusahaan ini juga termasuk
perusahaan yang bisa di katakana prsahaan menegaah karena sebagai tempat penampungan hasil perikanan yang sudah siap untuk di
ekspor dan di pasarkan.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka perlu
diadakan praktek lapang agribisnis untuk mengetahui sistem agribisnis dalam
perusahan perikanan khususnya PT. Andika.
1.2. Tujuan dan Kegunaan
Tujuan
dari lapoaran ini yaitu untuk Mengetahui bagaimana fungsi manajemen agribisnis
dalam suatu usaha produksi dan dapat Melatih mahasiswa untuk mengembangkan
pemikirannya terhadap manajemen agribisnis.
Kegunaan dari praktek lapang agrobisnis
perikanan adalah Untuk mengetahui ruang lingkup perusahaan dan bagaimana
pemilik perusahaan menjalankan usahanya untuk mendapatkan profit, dari
manajemen Sumber Daya Manusia, manajemen pemasaran, manajemen keuangan,
manajaemen produksi sampai ke pemasaran nya.
II.TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Sub
Sistem Sarana dan Prasarana Produksi
Produksi dalam pengertian sederhana adalah
keseluruhan proses dan operasi yang
dilakukan untuk menghasilkan produk atau jasa. Sistem produksi merupakan
kumpulan dari sub sistem yang saling berinteraksi dengan tujuan mentransformasi
input produksi menjadi output produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan
baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan output produksi
merupakan produk yang dihasilkan berikut sampingannya seperti limbah,
informasi, dan ebagainya (Rosnani Ginting, 2007).
Sub
sistem–sub sistem dari sistem produksi
tersebut antara lain adalah Perencanaan dan Pengendalian Produksi, Pengendalian
Kualitas, Penentuan Standar-standar Operasi, Penentuan Fasilitas Produksi,
Perawatan Fasilitas Produksi, dan Penentuan Harga Pokok Produksi.
Untuk
melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, operasi dan pemeliharaan, perusahaan
harus memiliki organ pelaksana. Sistem produksi pada suatu perusahaan
manufakturing harus memiliki bagian-bagian atau organ terhadap keinginan dan
harapan para pelanggan berdasarkan temuan-temuan dari kegiatan pemasaran
termasuk permintaan langsung dari para pelanggan terhadap produk-produk
tertentu. Data dan informasi tentang keinginan pelanggan kemudian diterjemahkan
ke dalam bentuk rancangan produk atau jasa untuk mengetahui komponen dan sub-assembly apa yang dibutuhkan
termasuk ukuran, spesifikasi, jenis bahan, jumlah masing-masing item yang
dibutuhkan untuk setiap unit produkyang
diinginkan. (Sukaria Sinulingga 2009)
Oleh karena
itu pelaksanaan agribisnis memerlukan koordinasi dari berbagai pendekatan
pembangunan pertanian. Profesor Mosher dengan pendekatan lima prinsip utama,
Soekartawi dengan RTIC-endowment, Schultz dengan konsep traditional agrivulture
dan sebagainya.
2.2.
Sub System Proses Produksi atau Usaha Perikanan
Produksi
dalam pengertian sederhana adalah keseluruhan proses dan operasi yang dilakukan untuk menghasilkan produk atau
jasa. Sistem produksi merupakan kumpulan dari sub sistem yang saling
berinteraksi dengan tujuan mentransformasi input produksi menjadi output
produksi. Input produksi ini dapat berupa bahan baku, mesin, tenaga kerja, modal dan informasi. Sedangkan output produksi
merupakan produk yang dihasilkan berikut sampingannya seperti limbah,
informasi, dan ebagainya (Rosnani Ginting ,2007).
Sub
sistem–sub sistem dari system produksi tersebut antara lain adalah perencanaan
dan pengendalian produksi, pengendalian kualitas, penentuan standar-standar
operasi, penentuan fasilitas produksi, perawatan fasilitas produksi, dan
penentuan harga pokokp roduksi.
Untuk
melaksanakan fungsi-fungsi perencanaan, operasi dan pemeliharaan, perusahaan
manufaktur harus memiliki organ pelaksana. Sistem produksi pada suatu
perusahaan manufakturing harus memiliki bagian-bagian atau organ terhadap
keinginan dan harapan para pelanggan berdasarkan temuan-temuan dari kegiatan
pemasaran termasuk permintaan langsung dari para pelanggan terhadap produk-produk
tertentu. Data dan informasi tentang keinginan pelanggan kemudian diterjemahkan
ke dalam bentuk rancangan produk atau jasa untuk mengetahui part, komponen dan sub-assembly apa yang
dibutuhkan termasuk ukuran, spesifikasi, jenis bahan, jumlah masing-masing item
yang dibutuhkan setiap unit produk yang
diinginkan (Sinulingga, 2009).
Umumnya
kelemahan dari pelaksanaan sistem agribisnis ini terletak pada lemahnya
keterkaitan sub-sistem tersebut dan yang
terjadi di lapangan adalah bahwa sub-sistem tersebut bekerja sendiri-sendiri.
2.3. Sub System Pasca Panen /Pengolahan Hasil
Para
pengamat masih melihat adanya prospek yang tetap cerah pada ekspor hasil
pertanian dan hasil olahannya pada masa mendatang. Namun bukan berarti hal
tersebut tidak dijumpai tantangan. Akan diberlakukannya GATT dan semakin
majunya perkembangan ekspor hasil pertanian dan hasil olahan negara lain, juga
akan menjadikan persaingan pasar produk pertanian menjadi semakin meningkat.
Oleh karena itu perlu ada upaya untuk meningkatkan daya saing produk pertanian
antara lain melalui peningkatan kualitas, penyediaan bahan baku industri
pertanian dalam jumlah cukup dan kontinu, penggunaan teknologi yang semakin
modern dan terus mencari peluang pasar (Sinulingga, 2009).
Terkait
dengan kegiatan pascapanen upaya diarahkan terutama dalam upaya peningkatan
nilai tambah melalui penerapan teknologi yang tepat untuk mengurangi susut
pascapanen, peningkatan mutu, dan peningkatan efisiensi pengolahan. Hal ini
akan berdampak pada peningkatan produksi dan harga jual yang berimplikasi pada
peningkatan kehidupan sosial dan ekonomi petani dan masyarakat umumnya. Disini
juga diperlukan kebijakan pemerintah agar nilai tambah dalam pascapanen ini
dapat dinikmati oleh petani. Hasil samping penggilingan padi selama ini belum
mendapatkan perhatian yang memadai, padahal pemanfaatan hasil samping
pengolahan padi dan beras dapat memberikan keuntungan ekonomis dan ekologis.
Menir dapat diolah menjadi tepung beras sedangkan dedak dapat diolah menjadi
minyak dedak. Sekam dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi panas, bahan
campuran di industri batu bata, pakan ternak atau biogas (Purwadaria, 2004).
2.4. Sub Sistem Pemasaran
Sistem
pemasaran jika didefinisikan dalam arti luas adalah kegiatan perseorangan dan
organisasi yang memudahkan dan mempercepat bubungan pertukaran yang memuaskan
dalam lingkungan yang dinamis melalui penciptaan pendistribusian promosi dan
penentuan harga barang,jasa dan gagasan. Sistem informasi pemasaran selalu
digunakan oleh bagian pemasaran dalam sebuah perusahaan untuk memasarkan
produk-produk perusahaan tersebut.
Sistem
informasi ini merupakan gabungan dari keputusan yang berkaitan dengan 4P yaitu
:
- Produk (product) : produk apa yang
dibeli pelanggan untuk memuaskan kebutuhannya.
-
Promosi (Promotion) : Meningkatkan atau mendorong
penjualan.
- Tempat
(Place) : Cara mendistribusikan produk secara fisik kepada pelanggan melalui
saluran distribusi.
- Harga (Price) : Terdiri dari semua element
yang berhubungan dengan apa yang
dibayar oleh pelanggan.
Selain
itu Subsistem pemasaran merupakan sistem yang berhubungan dengan pengumpulan,
pencatatan dan analisis data pelanggan dan calon pelanggan. Manajer pemasaran
dapat menggunakan penelitian pemasaran untuk mengumpulkan segala jenis
informasi tetapi sebagian besar kegiatan ditujukan pada pelanggan dan calon
pelanggan.
2.5.
Sub System Layanan Pendukung/Konsumen
Agar
pelaksanaan sistem agribisnis berjalan lancar dan agar keterkaitan
antarsub-sistem bertambah kuat maka diperlukan dukungan sumberdaya alam (SDA)
dan sumber daya manusia (SDM). Penekanan pada SDA terletak pada bagaimana
menerapkan sistem agribisnis yang memperhatikan aspek keberlanjutan
(sustainibility). Penekanan pada SDM terletak pada bagaimana meningkatkan
kualitas SDM di berbagai sektor kegiatan sistem agribisnis.
Sistem
Pendukung Keputusan merupakan suatu sistem interaktif yang mendukung keputusan dalam
proses pengambilan keputusan melalui alternatif – alternatif yang diperoleh
dari hasil pengolahan data, informasi dan rancangan model.
Sistem
Pendukung Keputusan maka dapat ditentukan karakteristik antara lain :
-
Mendukung
proses pengambilan keputusan, menitik beratkan pada management by perception
-
Adanya
interface manusia / mesin dimana manusia (user) tetap memegang control proses
pengambilan keputusan
-
Mendukung
pengambilan keputusan untuk membahas masalah terstruktur, semi
terstruktur dan tak struktur
-
Memiliki
kapasitas dialog untuk memperoleh informasi sesuai dengan kebutuhan
-
Memiliki
subsistem – subsistem yang terintegrasi sedemikian rupa sehingga dapat
berfungsi sebagai kesatuan item
-
Membutuhkan
struktur data komprehensif yang dapat melayani kebutuhan informasi seluruh
tingkatan manajemen.
2.6. Analisis dan Diagnosa Sumberdaya Perikanan
Analisis
SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi
kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan
ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat
faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses,
opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang
spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal
dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai
hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar
matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu
mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada,
bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan
(advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana
kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir
adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat
ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
Bagi
pengembangan strategi, analisis ini di butuhkan tidak hanya terbatas pada
rincian analisis kesempatan dan ancaman saja tetapi juga untuk menentukan dari
mana dan untuk apa hasil analisis itu di pergunakan. Oleh karena itu manajer
puncak membutuhkan diagnosis lebih lanjut atas hasil analisis lingkungan
eksternal. Istilah lingkungan bisnis memiliki yang luas karena menunjukkan seluruh
pengaruh eksternal terhadap organisasi (Kuncoro, 2006).
Lingkungan
eksternal yang dihadapi oleh perusahaan sifatnya tidak dapat diprediksi dengan
tetap dan cepat sekali mengalami perubahan. Ada banyak faktor eksternal yang
mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu perusahaan dan pada akhirnya
struktur organisasi serta proses internalnya. Menurut Jauch dan Gluech (1999),
analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan perencana
dalam menentukan peluang ancaman terhadap perusahaan. Kemajuan teknologi yang
pesat tidak hanya mencakup penemuan penemuan baru, tetapi juga meliputi
cara-cara pelaksanaan atau metode
Diagnosa bertujuan
melakukan analisis yang mantap tentang berbagai data yang dimiliki yang
bertalian dengan struktur, proses interaksi antar komponen dalam organisasi
(misalnya unit kerja eselon II), prosedur kerja, keterkaitan dan
interdependensi berbagai unsur organisasi. Diagnosis suatu permasalahan
menuntut pendekatan yang sistematik dan meliputi seluruh proses yang terjadi dalam
pengelolaan organisasi. Untuk melakukan hal tesebut , perlu tersedianya
informasi yang mutakhir, lengkap dan dapat dipercayai mengenai situasi yang
dihadapi dan menjamin bahwa informasi tersebut ditata dengan rapi berdasarkan
suatu pola tertentu. Secara garis besar diagnosa permasalahan internal meliputi
dua hal: 1. diagnosa dengan
mengidentifikasi menganalisis berbagai sub-elemen yang terdapat dalam
organisasi, jenis-jenis produk atau jasa yang dihasilkan atau dapat pula
menyoroti hubungan yang terjadi antara berbagai “sub-sistem” dalam organisasi.,
2. Bidang diagnosa yang didasarkan
atas berbagai proses seperti jaringan komunikasi, pengambilan keputusan oleh
kelompok, pemecahan masalah, gaya kepemimpinan, pola kewnangan, cara penentuan
tujuan, proses perencanaan, manajemen konflik yang terjadi dan termasuk
penyelesaiannya dan bentuk persaingan yang didorong dalam rangka peningkatan
produktivitas dan efektivitas kerja. Dalam kaitan inilah pimpinan organisasi
perlu membentuk kelompok kerja untuk mengatasi berbagai permasalahan yang
selalu berpikir dalam konteks sebab akibat. Makna dalam diagnosa yang
dilakukannya selalu berupaya untuk mengidentifikasikan berbagai implikasi dari
perubahan-perubahan yang terjadi dalam suatu faktor terhadap faktor-faktor
lainnya. Misalnya, unit organisasi menyadari adanya bukti-bukti terdapatnya
masalah dalam mengelola suatu organisasi, seperti banyaknya keluhan dari
penerima jasa pelayanan, banyak karyawan yang tidak masuk kerja, karena
berbagai alasan, kurang disiplin kerja, produktivitas kerja menurun kesemuanya
hanya merupakan gejala-gejala adanya masalah
III. METODE PRAKTEK
3.1.
Waktu dan tempat
praktek ini dilaksanakan pada Hari
Sabtu, 17 Mei 2014,pukul 08.00-12.00
WITA. Di PT. ANDIKA.di Kelurahan Lapulu, Kecamatan Abeli, Kota Kendari.
3.2.
Prosedur Praktek
Prosedur praktek yang di lakukan pada saat itu yaitu
dengan melakukan wawancara untuk memperoleh data yang akurat dari pihak pekerja
maupun pihak perusahaan mulai dari perolehan hasil perikanan sampai dengan
pemasaran hasil produksi perusahaan ini.
3.3.
Alat dan Bahan
Alat dan
bahan yang digunakan pada praktek lapang ini yakni:
1. Buku
2. Pulpen
3. kuisioner
4.Buku Gamabar
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Keadaan Umum Perusahaan/Lokasi
4.1.1. Sejarah Perusahaan
Perusahaan
PT.ANDIKA yang didirikan pada tahun 2005 di Perikanan Samudra daerah Lapulu
masih mengontrak ,dan perusahaan ini didirikan oleh pak Andika. yang merupakan
perusahaan penampung ikan yang telah beroperasi sekitar 9 tahun.
Perusahaan ini juga termasuk
perusahaan yang bisa di katakan perusahaan menengah karena sebagai tempat
penampungan hasil perikanan yang sudah
siap untuk di ekspor dan di pasarkan.
4.1.2. Struktur
Organisasi
|
![]() |
4.1.3. Proses Recruitmen Tenaga Karja
Proses
recruitmen tenaga karja dalam
perusahan ini tidak terlalu susah untuk mencari kerja cukup dengan memasang
pengumuman atau Baliho dan Koran-koran.
Perusahaan PT. ANDIKA memiliki 5 orang pegawai
tetap dan 20 orang pegawai harian,selain itu PT. ANDIKA juga memiliki 10 orang
pegawai tambahan,jadi semua jumlah pegawai adalah 35 orang. Dimana dari 35
orang pegawai tersebut masing-masing memiliki bagian pekerjaan yang dimana
sudah di jelaskan di struktur organisasi
Keadaan umum perusahaan
PT.ANDIKA yaitu dimana sejarah belum
diketahui karena dalam perusahaan PT.ANDIKA itu tidak menetap namun
pendiriannya dibangun sejak 2005 dalam sturuktur organisasi perusahaan PT.
ANDIKA dipimpin oleh seorang pimpin yang bernama bapak andika, bendaharanya
dalam administrasi diatur oleh nur, kemudian memiliki staf 1,dan staf
2,kemudian memiliki pegawai tetap dan pegawai harian sehingga dalam prosedur
recruitmen tenaga kerjannya dimana pegawai harian terdiri dari 20 orang,
pegawai tambahan 10 orang, pegawai tetap 5 orang, didalam pembagian kerja dalam
pembongkaran bahan baku terdiri 4 orang, dalam ruangan abf terdiri 4 orang, 4
orang di ruangan kastoring (penyimpanan), pembungkusan gurita dalam plastik 4
orang, penimbang 2 orang, pencatat hasil timbangan 1 orang, pencucian 4 orang, pembersih 4 orang, diplastik 4 orang,
menyusun 2 orang, dan masukkan dalam karton 2 orang.
4.2. sarana dan
prasarana produksi
|
No.
jenis prasarana
Jumlah (unit)
|
|
1. Box gabus
10
|
|
2. keranjang
30
|
|
3. meja sortiran
4
|
|
4. Meja peking proses
5
|
|
5. Timbangan 2digital,1biasa 3
|
|
6. Toli
3
|
|
7. Pan 100
|
|
8. fiber (Tempat penampungan) 3
|
|
9. ABF (Tempat
pembekuan) 2
Ruangan
|
|
10.
Kastor
(Tempat penyimpanan) 1 Ruangan
|
Sarana dan prasarana di atas
memimiliki fungsi masing-masing,yaitu :
-
Box
gabus berfungsi sebagai tempat
penampungan ikan atau wadah penyimpanan
ikan yang telah dihitung beratnya dan dan selanjutnya di masukan keruang
isolasi.
-
Keranjang
berfungsi sebagai tempat wadah penyimpanan sementara komoditas dalam hal ini Gurita, dan ikan yang
memudahkan pengelola untuk menghitung komoditas sebelum komoditas tersebut di
kemas atau di bekukan dalam ruangan.
-
Meja
sortiram berfungsi untuk tempat pemisahan ikan menurut ukuran dan jenisnya
-
Timbangan
di gunakan untuk menimbang berat bobot komoditas yang akan di kirim karena
perusahaan menggunakan perhitungan berat dalam mengirim komoditas tersebut.
-
Fiber
yaitu berfungsi sebagai tempat penampungan
gurita dan ikan yang akan siap di kirim
-
ABF
befungsi sebagai tempat untuk pembekuan ikan
-
Kastor
befungsi t untuk tempat penyimpanan ikan
4.3. Produksi dan Pengolahan
Jenis-jenis
bahan baku yang digunakan yaitu: gurita,ikan,dan cumi-cumi.Bahan baku tersebut
merupakan jenis-jenis hasil tangkapan yang paling banyak diminati oleh konsumen
dan sumber-sumber bahan baku yang digunakan berasal dari,wakatobi,Bau-bau,Raha
dan Buton jumlah produk yang di pasarkan tidak menentu setiap harinya karena
perusahaan PT.ANDIKA kadang menjual ikan 2 kali dalam perminngunya dan jika
hasil tangkapan banyak maka mereka dapat menjual hingga 17 ton setiap 1 kali
penjualan.
proses
pembelian ikan yaitu sebagai berikut: penagkap lalu ketransportasi laut,setelah
itu ikan di naikkan keatas transportasi darat(mobil),setelah melewati beberapa
tahap,selanjutnya adalah mobil yang tadi memuat ikan akan di bawa ke PT.
ANDIKA Pelabuhan Perikanan Samudra Kendari.
Proses produksi pengolahan dan
pengemasan ikan yang sudah siap di olah adalah sebagai berikut:
- Ikan terlebih dulu di bersihkan
- Sortir
- Dipilih menurut bobot dan ukurannhya
-
Disusun didalam plastic
-
Dimasukkan kedalam ABF (pembekuan)
- Dimasukkan kedalam box penyimpanan lalu di
pasarkan
proses pengemasan dalam perusahaan
ini yaitu pengemasannya tidak mengambil waktu yang cukup lama yaitu hanya dikemas
dalam plastic kemudian di masukkan kedalam dos (kartun).
Perusahaan PT.ANDIKA dalam memproduksi bahan baku
memiliki sarana dan prasarana produksi untuk jenis dan jumlah unit dalam
perusahan tersebur yaitu : box gabus 10
buah, kerangjang jumlah unitnya 30 buah, meja fortirav 4 buah, meja paking
proses 5 buah, timbangan 2 digital dan 1 biasa, troli 3 buah, pan 100 buah,
tempat fiber ikan gurita dan cumi-cumi 3 buah, abf tempat pembekuan memiliki 2
ruangan , dan tempat kosfornya (tempat penyimpanan untuk hasil produksinya
adalah butuh 1 ruangan.
Perusahaan PT.ANDIKA memiliki
produksi dan pengolahannya sehingga jenis-jenis bahan baku yang digunakan perusahaan tersebut
adalah gurita,ikan layang dan ikan delo, terakhir adalah cumi-cumi bahan baku
yang diperlukan oleh perusahaan tersebut dari pulau-pulan yang bernama ibu nur
sehingga proses oembelian bahan baku mulai dari
penangkapan, transportasi laut untuk bahan baku, kemudian transportasi
darat diambil oleh mobil pick up ke perusahaan pt. Andika. Dalam tahap proses
produksi dan pengolahan yaitu dibersihkan, sortir, dicuci, ukur bahan bakunya
(bobot) , disusun, di isi dalam plastik,abf (pembekuan), setelah itu dipandin
dalam dos (karton) proses terakhir adala penyimpanan didalam ruangan tertutup
dengan suhu tertentu.
4.4. Proses Pemasaran
Perusahaan PT.ANDIKA ini memproses
tidak mengabil waktu yang lama dalam perusahaan ini proses pengemasannya tidak
memakan waktu yang cukup lama hanya dikemas dalam plastic kemudian di masukkan
kedalam dos (kartun)
Jumlah
produk yang di pasarkan tidak menentu setiap harinya karena perusahaan PT.
ANDIKA masih bergantung pada kondisi cuaca
dan menjual seminggu 2 kali jika hasil tangkapan banyak maka mereka dapat
menjual hingga 34 ton perminggunya
Perusahaan PT.ANDIKA dalam proses
pemasaran di pelabuhan perikanan samudera Kendari untuk proses gurita suhu yang
diperlukan 35c kemudian proses pengemasan yaitu dibersihkan,
disortir,ukurannya, ditimbang, dicuci, di bungkus, disusun dipanding kemudian
dimasukkan keruangan abf1 dan abf2 ke peaking,
dimasukkan kedos, proses
terakhirnya adalah dimasukkan keruangan penyimpanan setelah di masukkan bahan
bakunya dalam karton, kemudian untuk ikan suhu yang diperlukan dalam
pinyimpanan adalah -20c prosesnya adalah dibersihkan, sortir, disusun, kemudian
dimasukkan dalam abf (pembekuan) , dipeaking, plastik , dimasukkan dalam karton
lalu proses terakhirya adalah dimasukkan dalam costoring (penyimpanan). Untuk
harganya setelah diproduksi adalah untuk gurita harganya dalam 1 kg = 30.000
dimana dalam 1 karton untuk gurita adalah 5 kg sedangkan untuk ikan layang
dalam 1 kg harganya adalah 10.000 dan ikan delo adalah harganya 7.000 sehingga
proses pengangkutan ke luar daerah yaitu untuk gurita memakai kontener kemudian
dipasarkan ke Jawa , Eropa, dan Amerika, sedangkan untuk ika prose
pengangkutannya melalui kontener kecil dan kontener besar kemudian di pasarkan
ke jawa, Surabaya dan Jakarta
Gurita dalm satu dos isinya 5 kg dan
harganya 1 kg=30.000,00 Ikan dalam
satu karton (dos) isinya 10 kg dalam dimana ikannya itu ikan layang harga 1 kg
= Rp.10.000 dan ikan delo harganya = Rp. 7.000,00 dan ikan kecil itu 16 ton dan
besar 28 .Proses pengangkutan gurita yaitu melalui kontener besar ke tujuannnya dan ikan 1 bulan 2x
menggunakan kontener kecil/besar ke tujuannya. Produk tersebut Di pasarkan ke Amerika,Eropa, jawa,Surabaya dan Jakarta.
selain itu Produk akhirnya di kirim ke daerah-daerah di sekitar Sulawesi
tenggara dan dengan menggunkan alat transportasi seperti mobil dan menggunakan
jalur laut (kapal).
4.5 Layanan pendukung
Perusahaan PT.ANDIKA mempunyai
konsumen lokal dan konsumen internasional karena hampir semua produk mereka
ekspor.semua peraturan yang berlaku di perusahaan merupakan kebijakan dan
peraturan yang ditetapkann pemerintah pengetahuan yang diberikan kepada pegawai
adalah dengan melalui karantina dari dinas perikanan dan pembinaan secara
langsung terhadap nelayan.financial yang ada pada perusahaan ini berasal dari
perusahaan induk yang ada di gresik.
4.6. Analisis dan diagnose sumber daya
perusahaan
Berdasarkan
hasil wawancara yang di lakukan maka di peroleh analisiss data tentang perusahaan
PT. ANDIKA KENDARI yaitu sebagai berikut:
1.Kekuatan
Kekuatanya
yaitu upah yang diperoleh pegawai sudah maksimal dengan folume kerja pegawai,
terpenuhinya fasilitas produksi yang dibutuhkan dan adanya dukungan baik dari
pemerintah pusat, badan statistic, maupun dari dinas perikanan.
2.Kelemahan
Kelemahan
dari perusahaan tersebut yaitu SDM (sumber daya manusia) masih tergolong
rendah,dan perusahaan yang menyiapkan
fasilitas, adanya persaingan dengan perusahaan lain dan masih kurangnya
fasilitas teknologi dan informatika.
3.Peluang
Peluang
dari perusahaan tersebut yaitu banyaknya potensi bahan baku perikanan dan adanya peluang untuk
mendirikan perusahaan sendiri.
4.Ancaman
Ancaman
perusahaan tersebut yaitu berkurangnya sumber daya perikanan, gangguan cuaca
dan tercemarnya lingkungan disekitar perusahaan.
5.
Strategi
Untuk memperkenalkan hasil produksi ke
dunia mereka melakukan system pameran dengan tujuan untuk mempublikasikan hasil
produksi perusahaan dengan target ingin mendirikan perusahaan sendiri mulai
dari pengolahan sampai pemasaran.
V. SIMPULAN DAN SARAN
5.1.
Simpulan
Dari prektek
lapang ini dapat di simpulkan bahwa, fungsi manejemen Agribisnis dalam suatu usaha produksi itu sangat
5.2. Saran
Saran
yang dapat di berikan pada praktek ini adalah sebaiknya dalam mata kuliah
agrobisnis praktek seperti ini sering di lakukan ,sehingga kita tidak hanya
mengetahui teori saja, melainkan bisa secara lansung melihat proses keadaan produksi dan manajemen suatu perusahaan.
Downey dan
Ericson,1988. Manajemen Agribisnis. Penerbit Erlangga Surabaya.
Ericson,1992.
Memenangkan Pasar Dengan Pemasaran Efektif dan Profitabel.
Riniwati,
2009.Strategi Pemasaran Produk Perikanan Dan Kelautan. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Hanafiah dan
Rosnani,2007.Tata Niaga Hasil Perikanan. Penerbit Universitas Indonesia.
Jakarta.
Sukaria
Sinulingga,2009. Principle of Marketing..Ninth Edition.Prenticehall Inc.
Homewoood, New Jersey.US
Purwadaria,
2004. Pemasaran Ritel. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Riniawati,
2005. Teori Ekonomi MIkro. Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya Malang.
Sutajo,Siswanto,
1981. Kerangka Dasar Manajemen Pemasaran. LPPM.
Simamora,
2003. Memenangkan pasar Dengan Pemasaran Efektif dan Profittabel. Penerbit PT
Gramedia Pustaka utama.Jakarta.
Winardi,
1981 Manajemen Pemasaran, Sinar baru, Bandung,
